Senin, 14 Mei 2012

KOMPAS SAINS: Info science

Misteri Kehidupan Semut & Lebah


Dengan melihat ciri-ciri dan bentuk tubuhnya, kita semua tentu mengenal bahwa binatang kecil ini adalah bernama semut, akan tetapi hanya sedikit dari kita yang mengetahui rahasia menakjubkan yang ada di balik kekerdilan tubuhnya. Di dunia modern kita, studi dan penelitian untuk mengetahui kehidupan rumit yang dimiliki oleh binatang mungil bernama semut ini telah banyak dilakukan.

Sebagaimana yang dinukilkan oleh Morris Materlink, baru di Lembaga Insectologi Amerika yang terletak di Washington saja, pembahasan tentang semut ini telah menghabiskan dua ratus ribu jilid kitab, dengan keadaan ini Materlink menulis, apabila manusia dalam seluruh hidupnya mampu meneliti seratus spesies semut, dia tetap tidak akan bisa mengatakan telah mengetahui dan mengenal kehidupan semut, karena jumlah spesis semut yang ada, jauh lebih besar dari angka di atas.

Perkawinan dan Regenerasi Semut

Sebagaimana binatang lainnya, semut juga terdiri dari dua jenis kelamin, jantan dan betina. Kedua jenis dari binatang ini masing-masing memiliki sayap. Ketika musim perkawinan tiba, si jantan akan keluar dari sarang untuk melakukan proses perkawinan dengan si betina. Mereka akan melakukan penerbangan bersama-sama lalu melakukan proses persilangannya di angkasa, yang dari proses ini kemudian akan mengakibatkan kehamilan pada si betina.


Tentunya, dalam perkawinan ini kelezatan seksual yang dirasakan oleh si betina jauh lebih tinggi dari yang dirasakan oleh pasangannya, karena setiap satu semut betina, dalam jangka waktu hanya beberapa saat dari penerbangan ini, dia mampu melakukan hubungan seksual dengan lima hingga enam pejantan.

Sedangkan si jantan, setelah melakukan proses perkawinannya dengan si betina, mungkin karena sedemikian terlarut dalam kenikmatan, dia akan terhuyung-huyung dan mendadak akan terjerembab di atas tanah, dan tak lama setelah itu akan mengucapkan kata perpisahan kepada pasangannya, alias mati.

Sedangkan semut betina yang telah selesai melakukan persilangannya dengan sekian pejantan dan kini telah pula mengalami pembuahan, segera akan menghentikan jam terbangnya untuk mencari tempat persembunyian di tanah atau rerumputan. Pada saat ini dengan sebuah gerakan yang menakjubkan, dia akan memisahkan sayap dari tubuhnya lalu dengan menggunakan antena yang dimilikinya dia akan memulai aktifitasnya untuk membuat lobang di tanah sebagai tempat meletakkan telur-telurnya. Beberapa hari kemudian, setelah melalui serangkaian perubahan yang luar biasa, secara perlahan dari telur-telur ini akan keluar semut-semut kecil sebagai generasi pelanjut.

Tentunya perlu diperhatikan bahwa hanya sebagian dari mereka yang bisa melakukan proses reproduksi dan regenerasi seperti di atas, karena sebagian banyak dari para semut ini tidak memiliki alat genital, dengan demikian mereka tidak pernah bisa menikmati kelezatan seksual sebagaimana yang lainnya. Semut-semut yang tidak memiliki jenis kelamin alias semut-semut banci ini akan membentuk kelompok pekerja, dan umur normal mereka kira-kira bisa mencapai empat tahunan.

Mekanisme Kehidupan Semut

Kehidupan yang dilakukan oleh semut-semut adalah kehidupan yang bercorak sosial dan berkelompok, sehingga sangat tidak mungkin Anda mampu menemukan semut yang mampu melangsungkan kehidupannya secara individual di dalam sebuah sarang.

Di dalam lingkungan kehidupannya ini, semut terbagi menjadi tiga kelompok:


Kelompok pertama adalah semut-semut betina, dengan umur normal antara sepuluh hingga duabelas tahun;



Kelompok kedua adalah semut-semut pekerja yang tidak lain adalah semut-semut banci, dan umur mereka berkisar antara tiga hingga empat tahun;



Kelompok ketiga adalah semut-semut jantan, yang jumlahnya dalam setiap kota tidak pernah lebih dari enam ratus ekor dan umurnya tidak mencapai lebih dari enam minggu.


Para semut menggunakan serpihan-serpihan kayu yang berukuran kecil atau rerumputan untuk konstruksi bangunan kota. Mereka akan meletakkan bahan-bahan tersebut saling bertumpuk, lalu memperkuat bagian-bagian sekitarnya dengan menggunakan tanah atau lumpur, dan setelah bangunan selesai, mereka akan tinggal di dalamnya.

Sebagian dari semut-semut ini memiliki kantong khusus untuk membawa makanan, dan kantong ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lambung mereka. Kantong makanan, yang Morris Materlink menyebutnya sebagai "kantong sosialisasi" ini, tidak hanya berguna bagi pemilik kantong tersebut, melainkan pada kebanyakan waktu penggunaannya diserahkan pula kepada semut-semut lain yang kelaparan.

Ketika hendak menyerahkan kantong makanannya yang berisi cairan makanan kepada semut-semut lain, sang pemilik kantong akan berjalan menuju ke langit-langit sarang lalu menggantung di sana, setelah itu semut yang kelaparan akan mendekati kantong tersebut lalu menikmati apa yang ada di dalam kantong makanan temannya.

Menurut pendapat Morris, sarang semut yang dibangun dalam bentuk sebuah kota yang dipenuhi dengan koridor-koridor panjang ini letaknya berada di kedalaman tanah yang mendekati permukaan bumi. Morris menuliskan bahwa kadangkala kota semut terdiri dari tujuh tingkat dimana setiap tingkatnya digunakan untuk melakukan aktivitas sosial.

Antena pada Semut merupakan Senjata Ampuh

Dalam kehidupan individu maupun sosial para semut, antena memiliki peran yang sangat penting, sehingga bisa dikatakan bahwa kebanyakan dari kebutuhan yang diperlukan oleh binatang ini bisa dipenuhi dan diperoleh dengan menggunakan antena. Untuk semut, antena layaknya sebuah senjata sangat ampuh yang digunakan untuk melawan musuh dalam peperangan. Masing-masing jenis semut memiliki bentuk antena yang berbeda, misalnya sebagian berbentuk jepitan dan sebagiannya berbentuk pedang bermata dua dan sebagiannya lagi seperti gergaji.

Antena juga memiliki banyak ligament (ikatan), dimana masing-masing ligament berguna untuk mencukupi sebagian tertentu dari kebutuhan mereka, antara lain: bagian akhir antenna merupakan pusat indera penciuman, dan karena semut memiliki kemampuan penglihatan yang sangat lemah maka indera penciuman yang dimiliki oleh binatang ini menduduki posisi yang sangat signifikan dalam seluruh kehidupannya.[6]

Bagian dari indera penciuman ini memiliki tujuh ligament, yang masing-masing berguna untuk mencukupi satu kebutuhan pokok dari kehidupan semut. Salah satu dari ligament ini berguna untuk menentukan kawan di antara lawan, yang lainnya berguna untuk menentukan sarang yang dimilikinya dari sarang selainnya, ligament ketiga berguna untuk membedakan antara semut-semut betina dengan semut ratu, yang keempat adalah untuk mengenal para semut pekerja (semut-semut banci), sedangkan ligament kelima adalah untuk membedakan keturunannya sendiri dari keturunan selainnya, keenam untuk menentukan anggota-anggota yang hidup satu sarang dengannya, dan ligament terakhir untuk menentukan jalan yang telah dilewatinya dari sarang hingga ke tempat tujuan, dengan bagian ligament inilah sehingga meskipun seekor semut telah melintasi jarak yang sedemikian jauh dan sedemikian berkelok dari sarang hingga ke tempat tujuannya, dia tetap mampu kembali lagi ke sarangnya melalui jalan yang telah dilewatinya (tanpa tersesat).

Selain itu antena juga merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan komunikasi dan percakapan antara sesama semut. Apabila kita melihat dua ekor semut berhenti sejenak ketika saling bertemu lalu mereka menempelkan antenanya satu sama lain, maka sebenarnya mereka sedang melakukan hubungan komunikasi. Akan tetapi selain antena, semut juga memiliki elemen yang lain untuk melakukan percakapan, dan elemen tersebut mungkin berupa sebuah gelombang, yang hingga kini, rahasianya belum diketahui oleh manusia.

Gudang Perlengkapan

Biji-bijian yang dikumpulkan oleh semut dari berbagai tempat, pada awalnya akan diperiksa oleh petugas khusus yang mengawasi makanan, apabila makanan ini telah rusak atau tidak bisa dipergunakan lagi, maka sang petugas akan memerintahkan kepada para semut pekerja ini untuk membuangnya keluar supaya tidak tersimpan di dalam gudang dan merusak bahan-bahan makanan lainnya, akan tetapi apabila makanan tersebut memiliki kualitas yang bagus dan bisa disimpan, maka bahan makanan tersebut akan diletakkan di dalam gudang penyimpanan khusus yang terbuat dari semen tertentu supaya bisa dipergunakan pada masa depan sewaktu-waktu dibutuhkan, akan tetapi tentang apa yang dilakukan oleh para semut ini (dengan memperhatikan keadaan gudang yang lembab) untuk menghindari supaya biji-bijian tersebut tidak menjadi tunas, hingga kini masih berada dalam misteri dan belum ada satupun yang mampu menguak rahasianya.


Biji-bijian yang telah tersimpan, untuk bisa dimanfaatkan, harus mengalami beberapa proses terlebih dahulu, pada langkah pertama mereka akan menghancurkan bahan tersebut terlebih dahulu kemudian akan mengubahnya menjadi fermentasi, setelah proses ini selesai, maka tindakan selanjutnya adalah mengubah fermentasi tersebut menjadi suatu cairan.

Dan setelah bahan tersebut berubah menjadi cairan, maka bahan makanan tersebut telah siap untuk dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa seluruh proses untuk menghaluskan biji-bijian, dari penghancuran bahan, pembuatan fermentasi, hingga proses perubahannya menjadi bahan yang berbentuk cairan, seluruhnya dilakukan dengan menggunakan antena-antena yang mereka miliki.


Kebersihan

Salah satu persoalan penting dalam kehidupan para semut adalah antisipasi yang mereka lakukan secara sempurna untuk menjaga keselamatan tubuh. Tubuh binatang kecil ini dari sisi penciptaannya, terbentuk dari sebuah unsur bernama shitin, yang akan bertindak sebagaimana sebuah perisai tebal yang senantiasa akan menjaga mereka dari segala gangguan.

Kelenjar-kelenjar tubuh semut memiliki bentuk sebagaimana dawai-dawai kabel yang terletak di bangunan basement, sedangkan lambungnya memiliki kualitas tinggi yang mampu mencerna serta mengurai berbagai jenis makanan dalam waktu yang sangat cepat, sementara kotoran besar binatang ini sangat kecil dan sedikit.

Para semut sama sekali tidak pernah terkena penyakit dan mereka senantiasa kuat dalam mengarungi kesulitan hidup terutama ketahanannya dalam menghadapi kematian, karena kekuatan yang dimiliki inilah sehingga mereka mampu tidak mengkonsumsi makanan selama berpuluh-puluh hari
.

Kebersihan sarang merupakan persoalan pertama yang mereka perhatikan, begitu sarangnya terkena sedikit kelembaban, maka regu lebersihan akan segera melakukan pembersihan terhadap tubuh seluruh semut dan seluruh sudut-sudut sarang dengan sangat cermat hingga sama sekali tidak terlihat lagi adanya kotoran dan pencemaran.

Inilah sebagian dari mekanisme mendetail dan sekelumit rahasia yang ada dalam penciptaan dan kehidupan serangga mungil bernama semut.



4 komentar:

  1. Subbhanallah...Bacaan yang sungguh membuat kita berfikir betapa kompleks dan sempurna ciptaan-Nya meskipun hanya pada hewan kecil sekecil semut yang memiliki ukuran berpuluh kali lipat lebih kecil dari ukuran manusia tapi koordinasi kehidupannya begitu kompleks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali yang dikatakan @Irma Azizatul Munawaroh, meskipun kecil sistem koordinasi yang dimiliki semut begitu kompleks, masing- masing dari bagian ternyata memiliki manfaat yang sangat besar,padahal qita selama ini sering meremehkan hewan yang satu ini, seenak-enaknya menginjak padahaal mereka bergotong royong untuk saling memenuhi kebutuhannya, wow..woww memang sungguh menakjubkan, semoga dalam kehodupan qt dapat mencontoh koordinasi dari semut, terimakasih irma

      Hapus
  2. waah sangat mengagumkan semut yang begitu kecildan tidak punya pikiran tetapi kehidupannya dapat tertata dengan baik. akan tetapi, kita sebagi manusia yang sempurna tidak dapat melakukan hal seperti itu...

    Trim's

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk saudara @mega ainani: lah itulah pertanyaan yang harus dikoreksi pada masing-masing individu agar saling berbenah pada diri sendiri, mengapa semut yang kecil aja memiliki sikap kooperatif yang besar, tetapi manusia yang diberi tubuh yang sempurna, masih saja saling tukar padu, malah ada yang acuh pada sesamanya...mg ja qt dapat mencontoh seperti kehidupan semut

      Hapus